Ketombe menjadi masalah rambut dan kulit kepala yang umum terjadi pada pria maupun wanita.
Sebenarnya, ketombe adalah kondisi umum yang menyebabkan kulit kepala mengelupas. Kondisi ini umumnya tidak serius maupun menular.
Namun, hal yang paling mengganggu dari ketombe adalah rasa gatal pada kulit kepala.
Selain itu, serpihan yang timbul akibat hal ini juga kerap membuat malu penampilan.
Terlebih lagi, ketombe sering menjadi kondisi yang sulit diatasi dan membandel.
Jika yang terjadi adalah ketombe ringan, kita bisa mengatasinya dengan sampo harian yang lembut.
Tapi jika ketombe membandel, mungkin Anda perlu berkonsultasi dengan dokter atau menggunakan sampo obat.
Ini karena penggunaan sampo anti-ketombe yang dijual di pasaran mungkin hanya menghilangkan gejalanya untuk sementara tapi kemudian akan kembali lagi.
Penyebab Ketombe
Sayangnya, hingga saat ini penyebab pasti ketombe tidak diketahui secara pasti.
Melansir dari Medical News Today, salah satu teori menyebut bahwa ketombe berkaitan erat dengan produksi hormon. Pendapat ini muncul karena biasanya ketombe muncul pada masa pubertas.
Meski begitu, beberapa hal ini juga bisa jadi penyebab ketombe.
1. Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroik terkait erat dengan infeksi jamue Malassezia. Jamur ini biasanya hidup di kulit kepala dan memakan minyak yang dikeluarkan folikel rambut.
Orang dengan dermatitis seboroik biasanya mengalami iritasi, kulit berminyak, dan cenderung berketombe.
Ciri Anda mengalami kondisi ini adalah kulit menjadi merah, berminyak, dan tertutup sisik putih atau kuning.
Pada beberapa kasus, infeksi jamur ini dapat menjadi terlalu aktif dan menyebabkan kulit kepala yang teriritasi menghasilkan sel kulit ekstra.
Akibatnya, sel kulit ekstra ini mati dan rontok kemudian bercampur dengan minyak dari rambut dan menghasilkan ketombe.
2. Jarang menyisir rambut
Jarang menyisir rambut meningkatkan risiko ketombe. Ini karena proses menyisir rambut membantu pengelupasan kulit kepala secara regular.
3. Kulit kering
Orang dengan jenis kulit kering lebih cenderung mengalami ketombe.
Kulit kering juga merupakan penyebab umum kulit kepala gatal dan mengelupas.
Biasanya, ketombe yang berasal dari kulit kering cenderung memiliki serpihan yang lebih kecil dan tidak berminyak.
4. Sensitivitas terhadap produk perawatan rambut
Pada beberapa orang, produk perawatan rambut justru dapat memicu ketombe. Tak hanya itu, beberapa produk dapat menyebabkan kulit menjadi kemerahan, gatal, dan bersisik.
5. Kurang atau terlalu banyak keramas
Sering keramas dapat menyebabkan ketombe karena dapat mengiritasi kulit kepala.
Namun, terlalu jarang atau tidak pernah keramas juga bisa menyebabkan kondisi ini. Hal itu karena ketika kita jarang keramas akan terjadi penumpukan minyak dan sel kulit mati.
6. Kondisi kulit tertentu
Ketombe juga bisa menjadi tanda dari kondisi kulit tertentu seperti psoriasis, eksim, atau kelainan kulit lain.
7. Kondisi medis
Selain kondisi kulit tertentu, ketombe juga bisa menjadi tanda dari kondisi medis yang lebih serius.
Orang dewasa dengan penyakit Parkinson dan beberapa penyakit neurologis lain juga lebih rentan terhadap ketombe.
Selain itu, salah satu penelitian juga menemukan bahwa 30 hingga 83 persen orang dengan HIV mengalami dermatitis seboroik yang menyebabkan ketombe.
Penelitian terhadap orang dengan penyakit jantung juga menunjukkan hal yang serupa. Pasien yang dalam masa pemulihan dari serangan jantung atau stroke mungkin lebih rentan terhadap ketombe.
8. Pola makan
Sudah banyak dibuktikan bahwa konsumsi makanan sehat memberi banyak dampak baik bagi tubuh, tak terkecuali kesehatan rambut dan kulit kepala.
Sedangkan pada orang yang tidak cukup konsumsi makanan mengandung seng, vitamin B, dan beberapa jenis lemak dapat meningkatkan risiko ketombe.
9. Stres
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, stres dapat memicu ketombe.
Faktor risiko
Hampir semua orang dapat mengalami masalah ketombe. Tapi, beberapa faktor tertentu dapat membuat Anda lebih rentan mengalaminya.
Beberapa faktir risiko yang mungkin berperan, di antaranya:
1. Usia
Ketombe biasanya dimulai pada usia pubertas. Hal ini kerap dikaitkan dengan masalah peningkatan hormon yang terjadi pada usia-usia tertentu.
2. Laki-laki
Beberapa penelitian menemukan bahwa laki-laki lebih sering mengalami masalah ketombe dibanding perempuan.
Ini membuat beberapa peneliti berpendapat bahwa hormon pada pria mungkin bisa menjadi salah satu faktor risiko ketombe.
3. Penyakit tertentu
Beberapa penyakit yang menurunkan sistem kekebalan tubuh dapat meningkatkan risiko kondisi yang menyebabkan ketombe seperti dermatitis seboroik.