Arisman (42), pemilik kebun nanas di Dusun Kampung Baru Desa Tanjung Kuras Kecamatan Sungai Apit, girang saat kedatangan calon Bupati Siak bernomor urut dua Alfedri ke kebun nanasnya.
Alfedri, saat itu hendak melakukan kampanye dialogis di kediaman warga bernama Musni. Namun sebelum itu dia menyempatkan diri untuk melihat kebun nanas di tengah perjalanannya.
Arisman yang saat itu sedang memanen nanas di kebunnya kaget sekaligus senang melihat Bupati Siak non aktif itu singgah dan sempat memanen nanasnya.
“Lagi santai tiba-tiba pak Alfedri datang. Saking senangnya kami ajak langsung memanen nanas,” kata pria yang akrab disapa Aris kepada media, Kamis (1/10/2020).
Arisman adalah seorang petani nanas yang sudah 15 tahun bergelut di perkebunan nanas. Bahkan dia menginspirasi penduduk setempat untuk ikut menanam nanas di kampungnya.
“Rata-rata warga sini petani nanas, kalau saya dari 2005 sudah berkebun,” kata dia.
Arisman memiliki lahan kurang lebih 1 hektare yang diperuntukkan hanya menanam nanas saja. Dalam setahun, nanas Arisman mampu meraup keuntungan Rp 40 – 50 juta.
“Nanas ini perawatannya mudah, untuk modal dalam 1 hektare biayanya berkisar Rp15 juta mulai dari pengolahan lahan, bibit sampai pupuk,” jelasnya.
Sedangkan untuk pemasaran, Arisman mengatakan sudah ada tengkulak atau agen yang membeli langsung dari kebunnya.
“Jualnya itu perlu dua buah, dalam dua buah harganya Rp 7.500 lah, tergantung besar buah, kalau lebih kecil lebih murah,” ujarnya.
Sementara itu, Alfedri ketika dikonfirmasi mengaku sebelum berkampanye ia ingin menunaikan shalat Ashar di salah satu masjid yang baru dibangun di sekitar rumah Musini tempat lokasi dia akan kampanye dialogis.
Usai menunaikan shalat, Alfedri lantas melihat kebun nanas di samping Masjid milik Arisman yang sedang rimbun buahnya.
“Jadi saya sempatkan meninjau kebun nanas warga di sini, kebetulan sedang berbuah dan saya sempat memanennya,” kata Alfedri.
Sebagai calon Bupati Siak dalam Pilkada 2020 ini, Alfedri kemudian mengatakan ke depan lebih memperhatikan petani-petani nanas, sebab Kecamatan Sungai Apit adalah penyumbang terbesar produksi nanas di Kabupaten Siak.
“Kebun nanas di sini ada sekitar 1300 hektare, termasuk lahan potensinya. Sekarang ini hasilnya sudah dibawa keluar minimal 4-6 ton per hari, kita ada DED untuk pengelolaan nanas. Nah ini yang kita dorong nantinya sehingga menghasilkan daya tambah. Bisa nanti dibuat berbagai olahan contohnya nanas kemasan, selai nanas atau bisa kripik nanas,” jelasnya.
Sewaktu menjabat sebagai Bupati Siak, Alfedri mengatakan sudah ada perencanaan bersama pihak kementerian perindustrian soal pengelolaan nanas di Siak. Meminta Pemkab menyiapkan lahan 5-10 hektare untuk lokasinya.
“Nah ini yang ke depan jika kami terpilih kembali, akan ditindak lanjuti. Kami akan perjuangkan supaya ini bisa diwujudkan,” ujarnya.
Kini, budidaya nanas yang ada di Kecamatan Sungai Apit telah tersebar di beberapa kampung yakni Kampung Penyengat, Teluk Batil, Teluk Lanus, Rawa Mekar dan Sungai Rawa.
“Artinya nanas ini cukup menjanjikan untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat yang akan datang. Semoga ini bisa menjadi program ke depan dari kami,” kata Alfedri.