Apakah Penyakit Rematik Bisa Sembuh Total? Begini Penjelasannya

Rematik yang dalam bahasa medis disebut dengan rheumatoid arthritis adalah salah satu jenis arthritis yang paling umum. Penyakit ini termasuk penyakit autoimun yang tidak boleh disepelekan begitu saja. Oleh karena itu, ada berbagai macam pengobatan yang bisa dijadikan pilihan guna meredakan gejala. Namun, apakah ini menjamin kalau penyakit rematik bisa sembuh total? Begini penjelasannya.

Mungkinkah penyakit rematik bisa sembuh total?

Rematik terjadi ketika sistem kekebalan tubuh yang seharusnya berperan dalam melindungi penyakit, justru berbalik menyerang area persendian yang sehat. Inilah yang dikenal sebagai penyakit autoimun. Akibatnya, akan timbul peradangan yang membuat persendian menjadi kaku, nyeri, hingga membengkak.

Pada kasus yang lebih serius, rematik juga bisa memicu masalah pada jaringan dan organ tubuh lainnya, meliputi saraf, pembuluh darah, otak, jantung, paru-paru, ginjal, dan sistem pencernaan.

Hingga saat ini, memang ada berbagai macam pengobatan yang diyakini bisa meredakan gejala rematik. Sayangnya, masih diperlukan penelitian lebih lanjut guna menemukan obat mujarab agar rematik bisa sembuh total. Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), bahwa belum ada obat yang benar-benar cocok untuk mengobati radang sendi akibat rematik.

Meski begitu, diagnosis sejak dini dan perawatan yang tepat merupakan hal penting untuk mencegah agar rasa sakit dan kerusakan sendi tidak jadi semakin parah.

Seorang ahli rematik dan spesialis penyakit dalam asal Amerika Serikat, dr. Scott J. Zashin menuturkan bahwa obat dan perawatan yang sesuai nyatanya mampu memengaruhi perkembangan penyakit rematik dalam tubuh. Dalam artian, diagnosis yang cepat disertai dengan pengobatan rematik yang tepat akan semakin memungkinkan penderita rematik untuk memasuki fase remisi.

Remisi adalah sebutan ketika tanda-tanda penyakit rematik hilang sebagian ataupun menyeluruh. Penderita yang telah berada di tahap ini bisa tetap melanjutkan pengobatan atau menghentikan sebagian.

Intinya, penyakit rematik memang belum bisa disembuhkan seratus persen. Namun, penyakit ini masih bisa dikontrol demi memperbaiki gejala dan memperlambat perkembangan penyakit. Dengan begitu, fungsi sendi dapat lebih terjaga sehingga meminimalisasi kerusakan pada sendi dan organ tubuh.

 

Lantas, apa saja pengobatan yang bisa dilakukan untuk rematik?

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, meski belum ada pengobatan yang benar-benar menjanjikan rematik bisa sembuh total, tapi setidaknya perawatan yang ada sekarang ini masih mampu mengontrol perkembangan penyakit rematik di dalam tubuh.

Anda akan disarankan dokter untuk minum obat, tergantung dari gejala dan tingkat keparahan penyakit rematik. Dilansir dari laman Mayo Clinic, jenis obat yang dimaksud yakni:

  • Obat pereda nyeri nonsteroid (NSAID). Tujuannya untuk meredakan nyeri dan peradangan akibat rematik.
  • Steroid. Obat ini dipercaya dapat mengurangi peradangan sekaligus memperlambat kerusakan pada sendi. Umumnya, obat steroid akan diberikan jika gejala rematik tergolong akut.
  • Disease-modifying antirheumatic drugs (DMARD). Obat ini meliputi methotrexate (Trexall, Otrexup, Rasuvo), leflunomide (Arava), hydroxychloroquine (Plaquenil), dan sulfasalazine (Azulfidine). Berperan dalam menghambat perkembangan rematik serta menjaga sendi dan jaringan lain dari kerusakan permanen.
  • Biologic agents. Biasanya dikenal sebagai obat pengubah respons biologis atau DMRAD biologis. Prosedur ini hanya bekerja pada area yang mengalami peradangan, bukan memblokir seluruh sistem kekebalan tubuh.

Selain itu, dokter juga akan menyarankan Anda untuk melakukan terapi fisik guna membantu melemaskan persendian yang kaku.

Namun, jika perawatan dengan terapi dan obat dirasa tidak cukup mampu untuk mengontrol perkembangan rematik, langkah selanjutnya yang mungkin diambil dokter adalah dengan melakukan operasi pembedahan. Pembedahan bertujuan untuk memperbaiki sendi yang rusak sehingga bisa kembali digunakan secara optimal.

Nah, bukan berarti Anda hanya mengandalkan beberapa cara-cara tersebut saja. Penting juga untuk menerapkan pola hidup sehat dengan olahraga ringan, istirahat yang cukup, hingga makan teratur untuk meningkatkan kualitas hidup Anda.