kompos untuk pupuk berbagai tanaman di rumah. Anda dapat membuat pupuk kompos dari sisa makanan di rumah dengan mudah menggunakan bantuan komposter.
Komposter adalah wadah untuk mempercepat proses pembusukan sisa makanan menjadi kompos. Komposter biasanya berupa ember. Komposter bisa dibuat sendiri atau dibeli karena sudah banyak tersedia di toko dan pasar.
“Menggunakan ember komposter adalah cara paling mudah terutama untuk rumah tangga yang baru memulai untuk mengolah sisa makanan menjadi pupuk kompos,” kata musisi sekaligus penggiat gaya hidup berkelanjutan Rara Sekar dalam webinar Re.juve, Senin (5/10).Berikut cara mudah membuat pupuk kompos dari sisa makanan.
- Memilah sisa makanan
Pisahkan sampah sisa makanan dengan sampah rumah tangga lainnya. Letakkan pada satu wadah agar mudah diolah. Sampah sisa makanan yang bisa dijadikan kompos adalah sisa sayuran dan buah.
Untuk tulang ayam atau tulang hewan lainnya, sebaiknya simpan langsung di tanah. Tulang akan menutrisi tanah dengan sendirinya.
- Menyiapkan komposter
Siapkan komposter yang akan digunakan untuk mempercepat proses pembusukan sisa makanan menjadi kompos. Letakkan di pekarangan atau di tempat yang aman.
- Sisa makanan dan daun kering
Sisa makanan membutuhkan bahan lainnya agar dapat menjadi kompos yang bernutrisi. Bahan tambahan yang dapat digunakan adalah daun kering. Selain itu, kertas atau kardus yang tidak terpakai juga bisa digunakan. Pastikan kertas tidak mengandung plastik atau tinta yang berlebihan.
- Diamkan hingga tiga bulan
Diamkan sisa makanan tersebut selama tiga bulan. Sesekali buka komposter dan diaduk-aduk agar mendapatkan pergantian udara.
Kompos yang sudah dipanen dapat langsung diaplikasikan ke tanaman. Selain menggunakan komposter atau mesin pencacah sampah organik, pupuk kompos juga bisa dibuat dari lubang biopori dan banana circle yang memanfaatkan pohon pisang, dan bantuan lalat atau maggot.
Pastikan Unsur Hara Seimbang
Sumber unsur hara nitrogen dan karbon harus dibuat seimbang karena keduanya dibutuhkan mikroorganisme pengurai sebagai sumber energi untuk berkembang biak.
Sampah organik untuk sumber nitrogen dapat diperoleh dari daun dan rumput kering. Sementara sumber karbon dapat diperoleh dari sisa sayuran, buah buahan, bubuk teh atau kopi.
Lakukan Pengomposan di Tempat yang Tepat
Pembuatan pupuk kompos tidak memerlukan tempat khusus. Gudang atau gubuk pun dapat digunakan sebagai tempatnya. Namun, perlu diperhatikan, proses pengomposan harus terhindar dari sinar matahari dan hujan secara langsung. Jika dilakukan di tempat yang tidak beratap, bisa menggunakan tong atau ember bertutup.
Proses pengomposan membutuhkan sirkulasi udara yang cukup. Wadah yang digunakan untuk pengomposan harus memiliki lubang. Bagian bawah wadah yang digunakan diberi alas jaring plastik yang diisi sabut kelapa atau sekam.
Mari Mulai Pengomposan
Bahan-bahan yang akan digunakan dicacah sampai berukuran kecil. Pencacahan bahan harus sekecil mungkin agar dapat mempercepat proses penguraian. Bahan yang sudah dicacah dimasukkan ke dalam wadah bersama bekatul atau dedak. Jangan lupa untuk diaduk hingga merata.
Lakukan penambahan mikroorganisme pemicu penguraian bahan organik (mikroorganisme aktivator). Mikroorganisme aktivator dapat mempercepat proses penguraian sampah menjadi kompos. Penggunaan mikroorganisme ini juga dapat meningkatkan kualitas kompos menjadi lebih baik.
Mikroorganisme aktivator yang digunakan dapat dibeli di toko pertanian terdekat. Terdapat beberapa produk yang dapat digunakan seperti EM4, stardec, starbio, probiotan, dan green phoskko.
Seperti Apa Kompos yang Siap Digunakan?
Pembuatan kompos harus benar-benar matang. Kompos yang masih mentah dapat merusak tanaman. Mikroorganisme pengurai dapat membusukkan akar tanaman karena tidak dapat membedakan bahan kompos atau tanaman yang masih berkembang biak.
Pupuk kompos siap digunakan setelah 7-14 hari. Apabila menggunakan bahan yang berminyak (seperti minyak kayu putih, nilam, cengkih, ampas kelapa, atau ampas tahu), proses pengomposan berlangsung lebih lama untuk diuraikan yakni sekitar 14-29 hari. Selama proses pengomposan, bahan harus diaduk secara rutin minimal 2 hari sekali.
Kematangan pupuk dapat dilihat dari strukturnya. Pupuk yang sudah matang memiliki struktur yang remah dan tidak berair. Warna pupuk seperti tanah, tidak berbau busuk, dan tidak panas.