Aktivitas-aktivitas manusia yang beragam pada dasarnya dapat berpengaruh pada meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca alias GRK yang ada pada atmosfer bumi kita. Terlebih, gas rumah kaca pun berperan untuk mengikat radiasi matahari yang berasal dari pantulan bumi dan muncul dari luar angkasa.
Makanya, secara alami gas-gas rumah kaca akan dibutuhkan oleh atmosfer bumi. Tujuannya adalah untuk memastikan agar permukaan bumi tetap hangat. Soalnya, apabila tidak maka suhu permukaan bumi pun akan menjadi lebih dingin. Alhasil, keadaan bumi tidak akan bisa dirasakan seperti sekarang ini.
Apabila kita membahas mengenai dampak dari efek rumah kaca, maka hal tersebut tidak pernah terlepas dari jejak karbon yang kita hasilkan dari kegiatan-kegiatan sehari-hari yang kita lakukan. Maka dari itu, untuk lebih memahami jejak karbon, pastikan untuk melihat 6 ulasan tentang jejak karbon berikut ini!
1. Gas rumah kaca
Gas rumah kaca memiliki sifat yang dapat mengikat panas. Oleh karena itu gas-gas tersebut akan menjadi lebih banyak ketika konsentrasinya di atmosfer akan bertambah dikarenakan panas matahari yang meningkat. Nah, akumulasi panas tersebut nantinya akan memberikan dampak pada meningkatnya suhu di permukaan bumi. Kemudian, apabila konsentrasi gas-gas pada rumah kaca semakin bertambah, maka muncul fenomena yang dikenal sebagai pemanasan global
2. Ada neman jenis gas rumah kaca
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), terdapat enam macam gas rumah kaca yang muncul akibat tindakan manusia. Keenam jenis gas tersebut adalah metana (CH4), nitro oksida (N20), karbondioksida (CO2), Hydrofluorocarbons (HFCs), Perfluorocarbons (PFCs) serta Sulfur hexafluoride (SF6). Berdasarkan observasi yang dilakukan, suhu permukaan bumi sudah mengalami kenaikan dengan rata-rata sebanyak 1 derajat celcius sejak kemunculan revolusi industri, lebih tepatnya pada akhir abad ke-18.
3. Berdampak pada perubahan iklim
Dengan adanya peningkatan suhu rata-rata di bumi, terjadi perubahan iklim yang berdampak pada adanya faktor-faktor iklim yang berubah, mulai dari curah hujan, temperatur, hingga penguapan. Perubahan-perubahan ini menimbulkan kemunculan bencana lingkungan yang skalanya lebih besar dan lebih sering.
4. Disebabkan oleh gaya hidup yang buruk
Meningkatnya jejak karbon pada dasarnya disebabkan oleh kecenderungan manusia untuk menikmati kebiasaan hidup yang berdampak buruk bagi lingkungan. Dikarenakan nyaman, banyak yang memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil dibandingkan dengan kendaraan umum maupun kendaraan yang tanpa mesin. Apalagi, kendaraan tersebut juga menggunakan pemanas atau pendingin udara yang berlebihan
5. Hampir semua aktivitas kita berpengaruh
Pada dasarnya, hampir setiap kegiatan sehari-hari yang kita lakukan berdampak pada kenaikan gas rumah kaca yang ada di atmosfer. Hal ini dikarenakan banyak kegiatan yang sebagian besar muncul dari fosi, seperti gas alam, batubara, serta minyak bumi, Selain itu, terdapat juga sumber daya lainnya yang diekstraksi. Kemudian, hasil pembakaran fosil ini nantinya digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi manusia pada kehidupan sehari-hari.
6. Dihitung dalam satuan ton karbon
Jadi, besar emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh individu untuk memenuhi kegiatan sehari-harinya ataupun kegiatan di dalam organisasi untuk melangsungkan sebuah acara atau membuat produk dikenal dengan istilah jejak karbon.
Nah, emisi yang dihasilkan nantinya akan dihitung dalam satuan ton karbon alias ton karbon dioksida ekuivalen. Jadi, ketika kita mengendarai mobil yang menggunakan bahan bakar bensin maupun solar yang merupakan energi tidak terbarukan, maka aktivitas ini akan menghasilkan emisi karbon dioksida, misalnya 200 gram untuk 1 km perjalanan.